News
Menelusuri Jejak Sejarah: Tim CEM2C Eksplorasi Gua Bersurat Bukit Bais
Solok, 27 Juli 2025 — Tak semua peninggalan sejarah bisa ditemukan di museum. Sebagian justru tersembunyi di balik heningnya bukit dan gelapnya gua, seperti yang ditemukan di Nagari Bukit Bais, Kecamatan IX Koto Sungai Lasi, Kabupaten Solok. Kali ini, tim peneliti dari The Centre of Excellence for Media and Minangkabau Culture (CEM2C) menyambangi salah satu situs bersejarah yang belum banyak dikenal: Gua Bersurat, atau oleh warga sekitar disebut Guo Basurek.



Dipimpin oleh Dr. Zainal Abidin, M.Sn., bersama Wahyu Nova Riski, S.Sn., MGMC, dan Abdul Rahman, S.Sn., M.Sn., tim CEM2C menjelajahi gua yang dipercaya menyimpan peninggalan masa lalu dalam bentuk ukiran atau inskripsi kuno. Eksplorasi ini menjadi bagian dari rangkaian kegiatan riset budaya dan sejarah lokal yang dilakukan CEM2C di kawasan Minangkabau bagian timur.
Gua Bersurat tak mudah dijangkau. Letaknya tersembunyi di lereng perbukitan, jauh dari pemukiman warga. Jalan setapak yang harus dilalui menanjak dan licin, dikelilingi semak dan batuan cadas. Namun rasa lelah itu segera terbayar ketika tim tiba di mulut gua—sebuah rongga alami yang menyimpan aura misterius, tenang, dan menyimpan kisah masa silam yang menunggu untuk dibaca kembali.
Menurut cerita warga, gua ini sudah lama dikenal, namun belum pernah diteliti secara serius. Di dalamnya terdapat dinding-dinding batu yang diyakini memuat “tulisan” atau tanda yang dipahat dengan teknik sederhana. Apakah itu aksara kuno, simbol kepercayaan, atau catatan peristiwa? Semua itu masih menjadi tanda tanya yang kini coba dijawab oleh CEM2C.
“Kami melihat potensi besar di Gua Bersurat, baik dari segi arkeologi maupun budaya naratif. Ini bukan sekadar ruang kosong di dalam tanah, tapi jejak yang mungkin merekam cara hidup, keyakinan, atau sistem pengetahuan leluhur,” ujar Wahyu Nova Riski saat ditemui di lokasi.
Penelitian ini menggunakan pendekatan eksploratif: memetakan struktur gua, memotret dan memindai bentuk-bentuk ukiran, serta mendokumentasikan narasi masyarakat sekitar. Selain itu, tim juga berencana bekerja sama dengan ahli epigrafi dan arkeologi untuk menafsirkan temuan di dalam gua.
Wali Nagari Bukit Bais menyambut baik kegiatan ini. Ia menegaskan bahwa eksplorasi semacam ini dapat menjadi pintu awal bagi pelestarian situs bersejarah, sekaligus memperkaya identitas budaya nagari. “Kami berharap Gua Bersurat tidak hanya menjadi objek penelitian, tapi juga bagian dari cerita besar Minangkabau yang bisa diwariskan ke generasi berikutnya,” ungkapnya.
CEM2C berkomitmen untuk tidak hanya berhenti pada dokumentasi, tetapi juga mendorong upaya konservasi serta membuka peluang pemanfaatan edukatif dan wisata budaya berbasis komunitas. Ke depan, Gua Bersurat berpotensi menjadi situs penting dalam peta sejarah lokal Sumatera Barat—dengan catatan, ia dijaga, dipelajari, dan dihargai.
Di tengah derasnya arus modernisasi, upaya seperti ini menjadi pengingat bahwa di balik diamnya batu dan gelapnya lorong-lorong gua, terkadang tersembunyi suara masa lalu yang masih menunggu untuk didengar.

